Abu
Nawas Menghitung Kematian
ABU Nawas, mendengar nama itu setiap orang (pembaca) akan teringat dengan tokoh sufi yang jenaka dari timur tengah. ABU
Nawas memang terkenal kecerdikannya. Dari kalangan istana sampai ke desa, tak
ada orang yang tak tahu Abu Nawas.
Suatu hari Raja Harun hendak mengadakan pesta ulang tahun kerajaan. Baginda ingin rakyatnya juga ikut merayakan dan
merasa senang di hari bahagia itu. Di hari yang telah ditentukan, rakyat
dikumpulkan depan balairung istama. Baginda lalu berdiri dan berkata, “Rakyatku
tercinta, hari ini kita mengadakan pesta ulang tahun kerajaan. Aku akan memberi
hadiah kepada para fakir miskin. Aku juga akan memberikan pengampunan kepada
tahanan di penjara, dengan mengurangi hukuman tersebut setengah dari sisa
hukumnya,” begitu sabda Baginda Harun Al Rasyid dengan arif.
Kemudian
para pengawal membagi-bagikan hadiah tersebut kepada fakir miskin. Usai itu,
Raja lalu memanggil para tahanan.
“Sofyan
berapa tahun hukumanmu?” tanya Baginda. Sofyan pun menjawab, “Dua tahun
Baginda.”
“Sudah
berapa tahun yang kamu laksanakan?” tanya Baginda lagi.
“Satu
tahun Baginda,” sahutnya.
“Kalau
begitu, sisa hukumanmu yang satu tahun aku kurang setengah tahun sehingga
hukumanmu tinggal 6 bulan lagi,” tegas Baginda.
Selanjutnya,
dipanggillah Ali. “Berapa tahun hukumanmu?” Baginda bertanya.
Dengan
nada sedih, Ali menjawab, “Mohon ampun sebelumnya Baginda, hamba dihukum seumur
hidup.”
Mendengar
jawaban Ali tersebut, Baginda menjadi bingung. Ditengah kebingungannya, beliau
teringat dengan Abu Nawas.
“Abu,
ini ada masalah mengenai hadiah pengampunan bagi Ali. Dia dihukum seumur hidup
sedang aku berjanji akan memberikan pengampunan setengah dari sisa hukumannya,
padahal aku tidak tahu sampai umur berapa Ali hidup. Sekarang aku minta
nasihatmu bagaimana caranya memberi pengampunan kepada Ali dari sisa
hukumannya,” jelas Baginda.
Mendengar
hal tersebut, Abu Nawas pun dibuat bingung. Dia berpikir, apa bisa mengurangi
umur orang, padahal dia sendiri tidak tahu sampai berapa umurnya. “Hamba minta
waktu Baginda!” ujar Abu.
Oleh
Baginda, Abu Nawas diberi waktu sehari semalam. “Bila besok kamu tak bisa
memberikan jawabannya, kamu akan menggantikan hukuman si Ali,” begitu perintah
Baginda.
Sampai
di rumah, Abu Nawas pun berpikir keras menemukan pemecahan masalah tersebut.
Dia tak bisa tidur memikirkannya.
Namun
setelah beberapa waktu, tampak Abu Nawas senyum-senyum kelihatan gembira. Abu
Nawas lalu masuk ke rumah dan tidur dengan nyenyak.
Pagi-pagi
sekali, Abu Nawas telah bangun. Setelah mandi dan sarapan, Abu Nawas pergi
menuju istana. “Hamba sudah mendapatkan cara untuk memecahkan masalah si Ali,”
jawab Abu Nawas saat menghadap Baginda.
“Kalau
memang sudah temukan caranya, cepatlah utarakan kepadaku,” kata Baginda tak
sabar.
“Begini
Baginda, sebaiknya si Ali berada diluar penjara dan bisa bebas selama satu
hari, lalu besoknya dimasukkan kedalam penjara juga selama satu hari. Lusa juga
bebas sehari, begitu berlangsung selama umur si Ali.”
“Ehm…he..he..”
Baginda Harun tersenyum. “Kamu memang pandai Abu. Kalau begitu kamu juga akan
aku beri hadiah, yaitu sekantung keping emas.” Raja Harun lalu memerintahkan
pengawalnya agar mengambil sekantung keping emas di tempat penyimpanannya. Lalu
diberikan kepada Abu Nawas… [ref]
Description: Cerita Ulang Tahun
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: Cerita Ulang Tahun
Reviewer: Unknown
Rating: 4.0
ItemReviewed: Cerita Ulang Tahun
Tidak ada komentar: